INSURGENT

You’re right, I’m Divergent,” Tris, Four, beserta segenap teman-teman berbaju hitamnya dari faksi Dauntless rupanya berhasil cukup menjerat perhatian audiens dari berbagai kalangan usia, kala debut pertama mereka sukses meraup perolehan di atas $280 juta dari modal sebesar $85 juta. Ya, keyakinan Summit Entertainment yang bahkan telah membeli lebih dulu hak ciptanya sebelum novel perdananya rilis ini rupanya berbuah manis, dan hal ini tentu ibarat lampu hijau bagi anak perusahaan Lionsgate ini untuk menggenapkannya sebagai basis dari sebuah franchise yang tampak solid dan bermasa depan cerah, kala meski gebrakan yang dibuatnya masih jauh dibawah debut franchise sukses yang kerap disbanding-bandingkan dengannya, The Hunger Games, Beatrice Prior masih jauh lebih beruntung dibandingkan rekan-rekan sejawatnya seperti Clary Fray, Lena Durchannes, maupun Ender Wiggin dari The Mortal Instruments : City of Bones, Beautiful Creature, serta Ender’s Game, adaptasi novel Young Adult popular yang sayangnya harus pupus harapan untuk dapat Berjaya di ranah layar lebar. Dan sekarang, sekuel adaptasi novel berseri tulisan Veronica Roth ini siap menyambut kembali para audiensnya ke cakupan area yang lebih luas lagi dalam mengeksplorasi DystopianChichago di masa depan dalam installment keduanya yang diberi judul resmi The Divergent Series : Insurgent.

Dari segi trilogy bukunya, Insurgent sebagai cerita “Tengah” boleh dianggap yang paling lemah dan memiliki sejumlah kekurangan yang bahkan diakui oleh penulisnya sendiri, namun hal ini tidak membuat film adaptasinya tampil lesu; malah sebaliknya, sekuel pendahulunya ini kedatangan beberapa nama baru yang bukan sembarang nama dalam industry perfilman Hollywood. Yang pertama datang dari jajaran scriptwriter-nya, kala para juru pena Divergent, Evan Daugherty dan Vanessa Taylor, digantikan posisinya oleh Brian Duffield (Jane got a Gun) yang bertugas menangani draft awalnya, serta scriptwriter caliber Oscar untuk A Beautiful Mind (2002), Akiva Goldsman (Winter’s Tale) yang dipercaya untuk menyempurnakannya. Yang kedua, dari sisi para cast yang didominasi bintang-bintang muda berbakat, ada dua aktris senior yang kini turut bergabung dan pantas disejajarkan dengan Kate Winslet, yaitu pemenang Oscar atas performanya di The Help (2011), Octavia Spencer serta nominator Oscar untuk The Impossible (2012) Naomi Watts. Dua bintang kelas A ini masing-masing didaulat sebagai pemeran ketua faksi Amity, Johanna Reyes, serta pemimpin kaum Factionlessyang berperan penting di sepanjang sisa triloginya, Evlyn Johnson-Eaton yang seperti telah diungkapkan dalam featurette-nya tak lain merupakan ibu dari Four sendiri.
Menyambung apa yang terjadi pada akhir kisah Divergent, Tris (Woodley) menghabiskan waktu dalam pelarian dari faksi pasca berani memberontak dan angkat senjata terhadap Jeanine (Winslet), pemimpin faksi erudite yang haus kekuasaan dan bersedia menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Sempat berlindung bersama kekasihnya, Four (James), Tris yang kini telah menjadi sedikit lebih kuat dan tangguh harus berjuang mengumpulkan rekan-rekan baru seraya mencari jawaban akan apa rahasia yang dilindungi oleh keluarganya hingga mengorbankan nyawa mereka, serta mengapa para petinggi Eruditebersedia melakukan apapun untuk menghentikan mereka. Dihantui oleh pilihan yang telah diambilnya, namun berusaha sekuat tenaga untuk melindungi orang-orang yang dikasihinya, Tris dan Four dihadapkan pada tantangan-tantangan mustahil untuk dapat mengungkap kebenaran tentang masa lalu serta menentukan masa depan dari dunia yang mereka tinggal.
Jika Mockingjaymemiliki District 13 pimpinan Alma Coin, Insurgent mempunyai markas kaum Factionless yang diketaui Evelyn Johnson-Eaton. Jika Mockingjay dibagi ke dalam dua bagian, Part 1 dan Part 2, demikian pula dengan The Divergent Series yang menerapkan strategi serupa bagi installment penghujungnya, Allegiant. Lebih lanjut kesamaan antara keduanya tak berhenti sampai disana, kala film yang mengusung working title mineral ini juga mengikuti jejak kisah Katnis Everdeen tersebut untuk menyerahkan tampuk penyudtradaraan yang semula dipegang oleh Neil Burger ke tangan sineas asal Jerman, Robert Schwentke yang juga telah dipastikan akan tetap menduduki posisi yang sama bagi Allegiant : Part 1 tahun depan. Pengangkatan Schwentke sendiri menuai respon beragam, apalagi pasca film arahan teranyarnya, RIPD (2013) yang menjadi sasaran caci maki para kritikus seakan menodai reputasinya. Padahal, jika menilik rekan jejaknya yang meliputi Flightplan(2005) dan RED (2010), dibandingkan dengan Burger, sebenarnya Schwentke lebih berpengalaman dalam membesut genre aksi, menilik Insurgent akan lebih banyak menjual muatan adegan adu tembak dan sekunes-sekuens seru daripada installment perdananya. Semoga saja keputusan Summit Entertainment ini juga berbuah manis layaknya The Hunger Games : Catching Fire yang telah secara umum disepakati memiliki peningkatan kualitas secara signifikan dibandingkan dengan film pendahulunya.
Menjadikan kisah yang lebih dark dan emosional, The Divergent Series : Insurgent juga beruntung karena terdongkrak oleh popularitas para bintang mudanya yang kian bersinar sejak membintangi film perdananya. Aspek ini terutama datang dari duo Shailene Woodley dan Ansel Elgort yang menyambung kerjasama kedua mereka sebagai kakak-adik, setelah dalam the fault in our stars (2014) berperan sebagai sepasang kekasih. Tak ketinggalan pula pasangan main Woodley dalam The Spectacular Now (2013), Niles Teller, yang belum lama ini sukses tampil spektakuler dalam film caliber Oscar, Whiplash(2014). Selain terdongkrak oleh jajaran cast, slot perilisan 20 Maret juga tergolong sepi, hingga Insurgent yang tidak memiliki saingan berartipun dihadapan pada kemungkinan yang cukup besar untuk mampu Berjaya di tangga box office. Dari segi ceritapun, pasca tak lagi terbebani dengan proses perkenalan dan pembangunan universe-nya yang telah diterapkan pada film pertamanya, Insurgentdapat lebih leluasa untuk mengembangkan plot serta para karakternya, serta tentunya duanianya yang kini akan ditampilkan lebih luas lagi dari apa yang telah ditunjukkan pada audiens dalam Divergent. Penonton dan fans kini akan berkesempatan mengenl faksi-faksi lain lebih jauh, seperti para pecinta damai di Amity, faksi yang identic dengan dresscode hitam putihnya, Candor, serta tentunya para Factionless dan Divergent lainnya. Mengutip apa yang dikatakan oleh penulis Novelnya, “In ‘Insurgent’ we’ll realize how large the world really is.’

CHECK HERE : INSURGENT : EXCLUSIVE INTERVIEWS!

So, Para sobat asianbizz semua, jangan lewatkan The Divergent Series : Insurgent ini yang akan release di Indonesia Tanggal 19 Maret 2015. So.. jangan lupa datang ke bioskop terdekat di kota anda.. dan jangan lewatkan review lainnya mengenai The Divergent Series : Insurgent hanya di blog kesayangan anda. (asianbizz).
Suka artikel ini ?

About Sara Barelin

Admin Blog

Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan