CHAPPIE : ROBOT POLISI DENGAN KESADARAN DAN HATI NURANI

Sutradara asal Afrika Selatan, Neill Blomkamp, kembali dengan film ketiganya, Chappie. Masih bermain di ranah sci-fi dan kembali berkolaborasi dengan aaktor langganannya yang juga berasal dari Afrika Selatan, Sharlto Copley, kali ini ia akan mengusung tema artificial intelegence dalam sebuah robot.

Kembali ke 2009 lalu saat Blomkamp pertama kali menyapa penonton film dunia lewat film panjang pertamanya, dengan budget hanya sekitar 30 juta dollar, District 9 sukses meraup pendapatan hingga 211 juta dollar. Tidak hanya sukses secara box office, Blomkamp juga mencuri perhatian kita semua lewat film ini. Menampilkan sisi kumuh dari kampung halamannya, Johannesburg, film ini juga menggunakan kehidupan alien yang terdampar di bumi sebagai symbol dari politik apartheid yang lama menggerogoti kampung halamannya.

Kemudian muncul film keduanya di 2009, Elysium. Kali ini giliran Los Angeles di masa depan yang Dystopia yang ia tampilkan menjadi sangat kumuh. Sedikit mengecewakan dibanding District 9, tapi Blomkamp tetap berhasil menyelipkan tema social yang berat dalam balutan sci-fi. Gaya visual dan caranya membangun dunia yang suka menggabungkan lo-fi dan high-tech semakin kentara. Dan jika kau sudah melihat trailer Chappieyang telah dirilis, Blomkamp sepertinya sama sekali belum berniat meninggalkan gaya tersebut.

Seperti ketagihan dengan sci-fi, lalu apa yang ingin dia tampilkan lewat Chappie? “Chappie akan seperti Robocop, tapi sangat lucu,” ujar Blomkamp menyebutkan karya Paul Verhoeven tahun 1987 tentang polisi cyborg yang menjadi referensinya. “Jika kau menggabungkan Robocop dengan E.T dan itu lucu, maka seperti itulah Chappie,” tambah Blomkamp.

Kembali menulis naskahnya bersama sang istri, Terri Tatchell, yang juga menulis District 9, Blomkamp menampilkan kisah Chappie, sebuah unit robot polisi yang dicuri oleh gangster local, kemudian ditanamkan artificial intelegence oleh Deon Wilson – ilmuwan muda yang diperankan Dev Patel – yang membuatnya menjadi memiliki perasaan. Chappie kemudian tumbuh dengan belajar dari lingkungannya yang dipenuhi gangster layaknya seorang anak kecil; superioritas manusia jelas terusik oleh keberadaannya.
Sama seperti district 9 yang diadaptasi dari film pendek karya Blomkamp berjudul Alice In Foberg, Chappie juga merupakan pengembangan dari ide yang telah dituangkan Blomkamp sebelumnya lewat film pendek berjudul Tetra Vaal. Robot bertelinga ala kelinci yang ada di film pendek ini memang terlihat sangat mirip dengan Chappie. Blomkamp sendiri menyebut karakter cyborg bernama Briareos Hecatonchires dari Appleseed, manga cyberpunk karya Masamune Shirow, sebagai inspirasi utamanya dalam membuat desain robot di Tetra Vaal.

Blomkamp mungkin sudah akrab dengan sci-fi, tapi apakah kali ini ia akan kembali berhasil? Sahabat lama sekaligus actor langganannya, Sharlto Copley, punya pendapatnya sendiri : “Ia kembali ke proyek dengan level budget yang lebih kecil, ia juga kembali menggarapnya di Johannesburg. Dari sisi kreatif, ini lebih cocok untuknya.”
Soal kembali ke Johannesburg, Blomkamp juga punya alasannya sendiri. “Orang-orang telah membuat film tentang robot dan A.I sejak seratus tahun lalu. Menurutku, semuanya telah digunakan, tapi Johannesburg sangat memberikanku inspirasi. Kota ini memiliki semua elemen di dunia – ada tempat yang membuatmu merasa seperti berada di tempat yang merupakan gabungan dari Detroit dan Minneapolis, yang permukaannya terlihat sangat kacau dan tatanan sosialnya seolah sudah hampir kolaps.”

Terasa semakin mirip dengan District 9? Blomkamp menegaskan visinya yang berbeda untuk Chappie, “Ini ada di dunia yang berbeda dengan film-filmku sebelumnya, sama sekali tidak ada elemen social politik di dalamnya,” kata Blomkamp dalam wawancaranya dengan Los Angeles Times, Juli tahun lalu. “Ini tentang topic lain yang sebenarnya juga keren  - kesanggupan untuk memiliki perasaan.”

Tapi ada satu hal lagi yang tak pernah berubah dari film – film Blomkamp, selalu ada Coplay di dalamnya, termasuk untuk Chappie, dimana Coplay akan memainkan peran sentral sebagai Chappie. Telah saling mengenal sejak masih sangat muda, hubungan Coplay dan Blomkamp tidak hanya sekedar hubungan actor-sutradara layaknya Robert De Niro dan Leonardo Dicaprio dengan Martin Scorsese atau Samuel L Jackson dengan Quentin Tarantino. Lebih dari itu, mereka mungkin sudah seperti Bruce Campbell dan Sam Raini.

Copley adalah orang pertama yang memberikan Blomkamp kesempatan untuk mengejar Passion-nya terhadap animasi 3D, dengan memberikannya kesempatan untuk menggunakan computer di tempatnya bekerja. Sebagai timbal balik, Blomkamp membantu Copley dalam membuat proposal untuk kepentingan bisnis perusahaan tersebut. Tidak mengherankan jika mereka merasa saling membutuhkan hingga kini.


Di film ini, Copley mendapat tantangan dari Blomkamp yang belum pernah ia terima sebelumnya. Sebagai Chappie, ia tidak hanya meyumbangkan suaranya, tapi ia harus melakukan performance capture, ia harus melakukan berbagai gesture layaknya seorang anak berusia 9 tahun, sebagai robot! “Chappie adalah robot yang seperti anak-anak, ia masih berada di tahap awal pengembangan emosi yang membuatnya seperti anak berumur 9 tahun. Ia harus hidup di kota paling berbahaya di dunia sebagai anak-anak. Ini luar biasa,” ungkap Copley tentang karakternya.

Credit to : Krishna Mahendra (af)

CHAPPIE : ROBOT POLISI DENGAN KESADARAN DAN HATI NURANI part 2
Suka artikel ini ?

About Sara Barelin

Admin Blog

Join This Site Show Konversi KodeHide Konversi Kode Show EmoticonHide Emoticon

Silakan berkomentar dengan sopan